Jumat, 01 Agustus 2008

Team Work

kadang-kadang kita terlalu mempertajam pembahasan "kelas-kelas pekerja", apakah mewakili galur kerah putih atau galur kerah berdaki, dan kemudian di otak kita memunculkan penolakan untuk terlibat jauh secara emosionaldengan kawan2 yang "berkeringat itu", yang artinya tidak terbersit atau terlintas dalam otak kita kaitan2 dengan kawan2 itu bila kita menyusun sebuah rencana atau "kebijakan", lalu kita terjebak pada sebuah kesimpulan lugu, bahwa yang dibelakang meja dan di ruangan yg ber AC itu otaknya yang diperas jadi perlu mendapat pernghargaan yg berlebih. faktanya tidak banyak yang kami atau kita lakukan, kawan-kawan yang berada di "medan perang" di lapanganlah yang telah banyak bekerja, mengeluarkan keringat, energi fisik dan memeras otak - lengkap, kompleks sekali apa yang mereka harus hadapi : mengatur uang untuk makan bareng teman kerja non organiknya, krn bila di jalanan, sangat tidak mungkin kondisinya untuk "makan" sendiri, lalu sesekali buat bayar preman agar asset-asset perusahaan aman, atau yang paling sederhana buat beli rokok sebungkus atau setengah bungkus untuk dinikmati bersama saat hujan turun di sebuah teras rumah yang sedang kosong, dan yang perlu dicatat adalah sebagian besar dari uang itu bisa jadi dari uang pribadinya. itulah salah satu bentuk profesionalitas yg sesungguhnya, tanpa mereka sanggup mendefinisakan apakah profesionalitas itu.
kewajiban kita yang "merasa" memiliki "intelektualitas yang lebih" untuk menjembatani mental, daya juang dan kinerja yang sedemikian tinggi dari kawan-kawan yang berkeringat itu. . dan rupa2nya halusinasi soal kelas seperti itu juga sudah meracuni anak-anak muda kami, dalam beberapa kesempatan teramati banyak di antara mereka yg "selektif" memilih aktivitas dan area belajar, yang bersih-bersih saja sudah cukup, bila tugas kerja dari kantor sdh "habis" yang timbul adalah kevakuman kegiatan, yang selanjutnya dapat ditebak, tumpulnya inisiatif. tapi bukankah itu berarti, bahwa dinamis, apatis atau idealis adalah sebuah pilihan?
sudah menjadi kewajiban kita untuk men"drill" anak-anak muda kita itu, agar tidak termanjakan dengan "aroma ganja intelektualitas", yang pada gilirannya justru bukan sebagai katalis mencapai tujuan bersama, tetapi lebih seperti permen karet yang sudah habis manisnya yang ditempelkan sembarangan, masih ada harum baunya tapi menyusahkan banyak orang ketika menempel di rambut atau baju. dan tidak lupa kewajiban kita juga, untuk membangkitkan energi& vitalitas lingkungan kita, sehingga kita semua bersama-sama dapat menyerap aura alam raya, tantangan hidup dan tekanan lingkungan, menjadi seperti aliran energi yang menambah kekuatan para highlander.
bila kamu memiliki teman-teman kerja yang menyenangkan dan dedikasi yang tinggi, maka kita memiliki team work yang hebat dan itu adalah modal sebuah kemenangan. karena rupa-rupanya kemenangan kita adalah kemenangan yg ditunggu juga oleh mata rantai berikutnya, semisal rekan kerja non organik kita tadi, yang juga mempunyai harapan, keinginan, cita2 yang sama dengan kita secara manusiawi. dan tantangan beratnya, memang, hal-hal yang menyenangkan itu harus dimulai dari diri kita.

.... kami tidak berbuat apa-apa, mereka yang kecil-kecil itulah yang perlu ditonjolkan (Prabowo Subiyanto, setelah operasi pembebasan sandera Mapenduma, 1996)

Ahagahe!!!!






Tidak ada komentar: