kewajiban kita yang "merasa" memiliki "intelektualitas yang lebih" untuk menjembatani mental, daya juang dan kinerja yang sedemikian tinggi dari kawan-kawan yang berkeringat itu. . dan rupa2nya halusinasi soal kelas seperti itu juga sudah meracuni anak-anak muda kami, dalam beberapa kesempatan teramati banyak di antara mereka yg "selektif" memilih aktivitas dan area belajar, yang bersih-bersih saja sudah cukup, bila tugas kerja dari kantor sdh "habis" yang timbul adalah kevakuman kegiatan, yang selanjutnya dapat ditebak, tumpulnya inisiatif. tapi bukankah itu berarti, bahwa dinamis, apatis atau idealis adalah sebuah pilihan?
sudah menjadi kewajiban kita untuk men"drill" anak-anak muda kita itu, agar tidak termanjakan dengan "aroma ganja intelektualitas", yang pada gilirannya justru bukan sebagai katalis mencapai tujuan bersama, tetapi lebih seperti permen karet yang sudah habis manisnya yang ditempelkan sembarangan, masih ada harum baunya tapi menyusahkan banyak orang ketika menempel di rambut atau baju. dan tidak lupa kewajiban kita juga, untuk membangkitkan energi& vitalitas lingkungan kita, sehingga kita semua bersama-sama dapat menyerap aura alam raya, tantangan hidup dan tekanan lingkungan, menjadi seperti aliran energi yang menambah kekuatan para highlander.
bila kamu memiliki teman-teman kerja yang menyenangkan dan dedikasi yang tinggi, maka kita memiliki team work yang hebat dan itu adalah modal sebuah kemenangan. karena rupa-rupanya kemenangan kita adalah kemenangan yg ditunggu juga oleh mata rantai berikutnya, semisal rekan kerja non organik kita tadi, yang juga mempunyai harapan, keinginan, cita2 yang sama dengan kita secara manusiawi. dan tantangan beratnya, memang, hal-hal yang menyenangkan itu harus dimulai dari diri kita.
.... kami tidak berbuat apa-apa, mereka yang kecil-kecil itulah yang perlu ditonjolkan (Prabowo Subiyanto, setelah operasi pembebasan sandera Mapenduma, 1996)
Ahagahe!!!!

Tidak ada komentar:
Posting Komentar